Kata Dieng sendiri berasal dari bahasa Sunda kuno yang berarti tempat
dan hyang yang berarti dewa. Sehingga kata Dieng berarti tempatnya para
dewa. Dataran tinggi Dieng merupakan sebuah bentangan bekas kaldera kuno
yang sangat luas. Letaknya berada di perbatasan antara kabupaten
Wonosobo dengan kabupaten Banjarnegara. Di dalam area ini terdapat
berbagai tempat wisata yang terpencar.
Yang pertama, kita bisa
mengunjungi Telaga Warna di sisi selatan. Selain indah, telaga warna
punya keunikan. Permukaan danau dominan dengan semburat warna hijau dan
putih yang berpendar. Jika matahari sangat cerah, pantulan sinarnya
berpendar dan menghasilkan beragam warna di permukaan danau.
Dari
telaga warna bisa bergeser ke kawah Dieng. Inilah sisa letusan dahsyat
pegunungan Dieng di masa lampau. Ada beberapa kawah di lokasi ini.
Sebagian beracun, sebagian aman. Yang terbesar dan termasuk aman adalah
Kawah Sikidang. Namun pengunjung dihimbau tak terlalu dekat karena bau
belereng yang menyengat dan lumpur kawah yang terus mendidih. Untuk
keamanan, pengelola wisata memasang pagar kayu di sekeliling kawah.
Dari
wisata alam, kita bergeser ke wisata sejarah. Keindahan dan kehidupan
di dataran tinggi Dieng, sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang
lalu. Hal ini bisa terlacak dari adanya komplek Candi Hindu di kawasan
ini. Ada Candi Arjuna, Candi Bima, Candi Semara dan beberapa candi yang
memakai tokoh wayang untuk menyebutnya. Kompleks candi diperkirakan
dibangun sekitar tahun 600 Masehi pada masa kerajaan Galuh Pajajaran.